Tapak demi tapak jejak telah tergurat
Nampak jelas tapak yang baru kujejak, dalam
Ku berbalik memandang lurus
Tapak demi tapak yang lalu pun mulai menghilang tersapu angin bercampur debu
Lenyap tanpa ada jejak dan bersih seolah kanvas putih yang belum disentuh kuas
Aku menyusun asa, mengayuh langkah, memantapkan tenaga untuk menapak
Kuharap tapakan kali ini akan lebih kokoh dan mantap
Membuatku bisa melihat dalam jarak yang jauh
Membuat harmonisasi kenangan mengalun di hati dan kepala
Memanggil kerinduan untuk bersyukur
Pada-Nya sang Maha Pengatur,
Sutradara yang Maha Hebat
Kami hanya pemain biasa, yang sering ditegur tapi tetap melakukan semua kesalahan
Walau diarahkan tetap akan terulang
Ya Allah, di saat ini aku bersyukur telah kutempuhi masa-masa lalu
Masa-masa yang sulit dan Engkau telah menyinari jalanku hingga terbukalah solusi
Aku ingin berarti bagi banyak orang
Aku ingin seperti angin yang mengelilingi mereka
Ia ada tapi tak terasa kehadirannya
Ia berarti dan membuat perubahan pada sekeliling
Tanpa mereka sadar bahwa perubahan itu terjadi karena dirinya
Aku ingin seperti angin
(C) Ruang Kerjaku Palembang 050808 12:51 WIB
4 komentar:
Wah ini jeritan hati ya kak
sabar yach
bagus puisinya
membuat orang lain senang or bahagia itu ibadah tapi jgn sampe mengorbankan diri sendiri donk...
membuat orang lain senang or bahagia itu ibadah tapi jgn sampe mengorbankan diri sendiri donk...
Posting Komentar